Sejarah Beridirinya SMA Islam Brawijaya Kota Mojokerto

SMA Islam Brawijaya adalah sekolah swasta yang ada di Kota Mojokerto terdiri dari dua kecamatan, kecamatan Magersari dan Kecamatan,.Prajuritkulon. SMA Islam Brawijaya berada di Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto. SMA Islam Brawijaya Mojokerto berdiri tahun 1978 berdasarkan Akta Notaris yang ada, Semula lokasi sekolah berada di Jalan Brawijaya No 99 Kota Mojokerto, sejak berdirinya sampai tahun 1997, siswa masuk pagi dan sore, karena pagi dipakai juga oleh SMP Islam Brawajaya, Pengembangan gedung sekolah terus dilakukan, termasuk pembelian tanah yang ada wilayah Kelurahan Surodinawan Kecamatan Prajuritkulon. Pembangunan gedung dilakukan diatas tanah yang dibeli, begitu ruang kelas sudah didirikan, maka berangsur siswa dipindahkan ke gedung yang baru. Tahun 1997 seluruh Kegiatan Belajar Mengajar dipindahkan ke gedung sekolah yang baru di Jalan Surodinawan Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto. Seluruh siswa masuk pagi sampai sekarang, Untuk pengakuan kelayakan penyelenggaraan pendidikan dari Dinas P&K Provinsi Jawa Timur atas SMA Islam Brawijaya telah meraih Status Akreditasi masuk katagori Status DISAMAKAN dari tahun pelajaran 1992-1993 sampai dengan tahun pelajaran 2006-2007. Selanjutnya ketika dilaksanakan akreditasi ulang telah mampu mempertahankan status Akreditasi yang terhormat bagi sekolah swasta dengan status TERAKREDITASI A. Untuk menambah keunggulan sekolah mulai tahun 2008 SMA Islam Brawijaya telah memiliki kelayakan sebagai Sekolah RINTISAN SEKOLAH STANDAR NASIOANAL ( RSSN ), selanjutnya yang sedang menjadi harapan bagi sekolah adalah meraih Rintisan Sekolah Berbasis Internasional.

Berdirinya SMA Islam Brawijaya Kota Mojokerto, tidak lepas dari peran utama dari seorang Kyai Kharismatik yaitu KH Achyat Chalimy, beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin, tapi memiliki kepedulian yang kuat terhadap masalah yang berkembang di masyarakat, terutama bidang pendidikan, kemiskinan dan kesehatan. Obsesi beliau diwujudkan dalam bentuk gerakan bersama tokoh masyarakat, para aghniya’ para santrinya.